Skip to Content

AEF Advocates

Menu
Kreativitas dan Krisis: Mengajar Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia


 Hamish Curry, Direktur Eksekutif, Asia Education Foundation

AEF-INVESTOGATES-INDO LANG-1.5

Read this article in English.

Selama dua dekade terakhir, kisah pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia mengalami penurunan secara bertahap. 

Jika tren saat ini terus berlanjut, Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia akan mengalami krisis yang tidak dapat diubah - terperangkap di antara beberapa upaya positif di tingkat sekolah dasar dan jumlah siswa yang terus menyusut di tingkat sekolah menengah. Tanpa kebijakan berskala nasional, data yang konsisten, pendanaan, dan dukungan kolektif, bahasa Indonesia dapat menjadi bagian yang terlupakan dari pengalaman pendidikan kita. 

Indonesia adalah tetangga Asia terdekat Australia, pemain kunci di Asia Tenggara, anggota G20 dan merupakan ‘emerging economy’ dalam bisnis, teknologi, dan pendidikan. 

DUA NEGARA DENGAN TUJUAN BERSAMA

Sistem pendidikan Australia dan Indonesia memiliki fokus yang sama pada keterampilan kurikulum dalam aspek pemikiran kritis dan kreatif, komunikasi, dan kolaborasi. Ditambah dengan lonjakan kebutuhan akan pengembangan kapasitas guru dalam mengajar dengan teknologi, peluang yang lebih luas bagi pendidik untuk bekerja sama di kedua negara dalam praktik pengajaran dan pengembangan kurikulum sangat menarik dan harus diperkuat untuk memberi manfaat bagi kedua negara. 

Sejak 2013, dengan berakhirnya Program Bahasa dan Studi Nasional Asia di Sekolah (atau National Asian Languages and Studies in Schools Program, 2008-2012), pendidikan mengalami periode penurunan dalam pendanaan bahasa, pengembangan profesional dan dukungan kebijakan pada skala nasional. 

Pada tahun 2019, Federasi Asosiasi Guru Bahasa Modern Australia (atau Australian Federation of Modern Language Teachers Association - AFMLTA) menerima dana dari Pemerintah Federal Australia untuk memulai penelitian dan rekomendasi tentang semua bahasa dalam pendidikan Australia secara menyeluruh, dengan hasil yang diharapkan pada tahun 2022. 

Sementara itu, pembelajaran bahasa Indonesia terus merosot. Tanpa keterampilan bahasa, pengetahuan tentang Indonesia dan kemampuan interkultural, warga Australia akan harus berjuang untuk menavigasi hubungan mereka dengan salah satu pemain kunci Asia dan populasi Muslim terbesar di dunia.

AEF-INVESTOGATES-INDO LANG-4

Foto: Sistem pendidikan Australia dan Indonesia memiliki fokus yang sama pada keterampilan kurikulum dalam aspek pemikiran kritis dan kreatif, serta komunikasi dan kolaborasi. 

Mempertahankan pengajaran bahasa Indonesia telah menjadi pilihan sulit bagi beberapa universitas terkemuka Australia, bersamaan dengan tekanan media dan publik yang muncul, dalam mencegah hal yang tak terhindarkan.

Ada tiga hal yang dapat kita lakukan, sebelum kita kehilangan kesempatan dalam membendung kemerosotan ini:

1. KUMPULKAN, BUAT ANALISIS, DAN LAPORKAN DATA SECARA REGULER TENTANG BAHASA INDONESIA DAN STUDI INDONESIA DI SELURUH SEKOLAH AUSTRALIA UNTUK MENGINFORMASIKAN MENGENAI PROGRES DAN PERENCANAAN.

Hampir tidak ada yang diketahui tentang apa yang dipelajari siswa, jika pun ada, ini sebatas tentang Indonesia melalui bidang pendidikan mereka lainnya. Sekolah membutuhkan dukungan yang lebih besar untuk bergerak melampaui 'kata-kata F' dalam budaya umum: food (makanan), flag (bendera), festival, dan fashion (mode). 

Tingkat kesadaran dan kompetensi guru Australia dengan Indonesia merupakan unsur penting dalam meningkatkan partisipasi studi, namun, jajak pendapat terbaru dari Lowy Institute menunjukkan bahwa orang Australia umumnya memiliki pemahaman yang terbatas tentang Indonesia dan kepercayaan yang rendah kepada para pemimpinnya. 

'Tebing' antara partisipasi sekolah dasar dan menengah dalam bahasa Indonesia terlihat jelas dan berkontribusi pada kurangnya siswa sekolah menengah atas yang mempelajari bahasa tersebut. Sangat sedikit yang diketahui tentang mengapa dan bagaimana siswa memilih dan melanjutkan pembelajaran bahasa dari waktu ke waktu, dengan mempertimbangkan bahwa bahasa menjadi mata pelajaran opsional setelah kelas 8 di sebagian besar negara bagian dan teritori.  

Proporsi terbesar siswa yang belajar bahasa Indonesia di Australia ada di sekolah dasar. Namun, saat ini hanya ada jalur yang jauh lebih sedikit bagi siswa untuk meneruskan pembelajaran bahasa tersebut ke pendidikan menengah mereka. Investigasi dan intervensi lebih lanjut perlu dilakukan di tingkat sekolah menengah pertama. 

AEF-INVESTOGATES-INDO LANG-7

Diagram 1: Perbandingan jumlah siswa Australia yang memilih mata pelajaran bahasa Indonesia dalam skala nasional (semua negara bagian dan ACT) antara 2009 dan 2016. Kohler, M. Indonesian language education in Australia: Patterns of provision and contending ideologies

Ukuran yang paling konsisten dari jumlah siswa yang belajar bahasa Indonesia selama satu dekade terakhir adalah proporsi siswa kelas 12 yang mempelajari bahasa tersebut. Yang mengkhawatirkan, sejak 2006, jumlah siswa yang memilih mata pelajaran bahasa apa pun di kelas 12 telah berkurang setengahnya.

Bahasa Indonesia tampaknya menjadi salah satu dari beberapa bahasa yang telah menurun secara signifikan dalam dekade terakhir. Karena kurangnya data yang lebih jelas, hanya ada sedikit penjelasan komprehensif tentang alasannya.

2. KEMBANGKAN BANK PEMBELAJARAN YANG SIGNIFIKAN UNTUK SUMBER REFERENSI KURIKULUM BAHASA INDONESIA DAN STUDI INDONESIA UNTUK MENDUKUNG SEKOLAH.

Terlepas dari kesuraman, ada contoh-contoh keunggulan di mana sekolah-sekolah Australia menunjukkan keterlibatan dan partisipasi yang sukses dengan Indonesia dan Indonesia. Prakarsa dari Asia Education Foundation (AEF) seperti Program Kemitraan Sekolah BRIDGE telah secara langsung menghubungkan sekolah-sekolah di Australia dan Indonesia sejak 2008.

Telah berkali-kali ditegaskan dalam cerita-cerita yang muncul bahwa berinvestasi dalam kemitraan sekolah dan dalam pengalaman siswa Australia dengan Indonesia menawarkan dampak jangka panjang pada pembelajaran dan pemahaman interkultural. Sampai dengan 2021-2022, BRIDGE akan menjalin lebih dari 200 kemitraan di seluruh Australia dengan 18 provinsi di Indonesia.

Kisah mengenai dampak pun telah muncul banyak selama bertahun-tahun dengan para guru yang mengeksplorasi segala hal mulai dari sains dan proyek keberlanjutan lingkungan, hingga berbagi cerita dan buku resep, beragam seni, dan praktik tradisional.


AEF-INVESTOGATES-INDO LANG-6

3. TINGKATKAN INVESTASI DALAM KEMITRAAN SEKOLAH SECARA SUBSTANSIAL ANTARA SEKOLAH AUSTRALIA DAN INDONESIA.

Bahkan selama pandemi di tahun 2020, sekolah melanjutkan hubungan mereka dalam skala yang lebih besar, dengan ratusan guru dari Indonesia bergabung dengan webinar AEF untuk berbagi praktik pengajaran jarak jauh dan dukungan kesejahteraan guru dengan rekan-rekan Australia.

Intervensi lain yang berhasil adalah manfaat yang didapat dari warga negara Indonesia yang belajar pendidikan di universitas Australia dengan kesempatan menghabiskan waktu di sekolah untuk membantu pengajaran bahasa dan budaya.

Duta Pembelajaran Bahasa Indonesia (atau Indonesian Language Learning Ambassadors - ILLA) AEF dari 2017-2019 menunjukkan tanggapan yang kuat tentang dampak positifnya, di mana 89% guru menyatakan bahwa siswanya lebih termotivasi untuk melanjutkan studi bahasa Indonesia. Australian Capital Territory (ACT) juga menggunakan model serupa dan ini menjadi satu dari sedikit sistem yang menunjukkan tren positif kecil terhadap bahasa Indonesia.

Pertimbangan terakhir tentang berbagai cara pendidikan dapat berbaur antara Indonesia dan Australia adalah melalui dukungan dari organisasi lain. Ada Australia-Indonesia Youth Association (AIYA) dan National Australia Indonesia Language Award (NAILA) yang terus membina komunikasi dan peluang pertukaran bahasa serta penghargaan di seluruh sektor pendidikan.

Ada juga ACICIS (Australian Consortium for 'In-Country' Indonesian Studies) yang kini menawarkan serangkaian layanan dan program digital.

MASA DEPAN STUDI INDONESIA

Untuk tahun 2021, Australia-Indonesia Institute telah mendukung prakarsa AEF untuk mengembangkan dasar pemikiran kontemporer untuk studi Indonesia dan bahasa Indonesia pada saat yang genting ini.

AEF akan berkonsultasi seluas mungkin untuk menangkap beragam suara dari mereka yang berpengalaman, muda, dan bersemangat untuk mengartikulasikan alasan yang kuat dan relevan untuk sekolah-sekolah Australia. Rationale bertajuk 'Why Study Indonesian?' Akan diluncurkan pada Oktober tahun ini.

Rationale yang berbicara kepada sekolah-sekolah Australia sendiri tidak akan berdampak pada kebijakan atau pendanaan nasional atau negara bagian, tetapi ini akan menjadi langkah pertama yang penting dalam menunjukkan kepada masyarakat di Australia dan Indonesia, bahwa bahasa dan studi Indonesia dianggap penting dan perlu dalam pendidikan di Australia. Sesuatu yang harus diperkuat secara nasional dan secara sistemik. 

Podcast AEF ‘Building BRIDGES’ menampilkan beberapa percakapan mendetail dengan pemimpin-pemimpin di sekolah tentang bagaimana mereka mengembangkan bahasa dan studi Indonesia, serta jaringan di Indonesia. 

back to top